Kamis, 06 November 2014

HERICK



PENYERMA:
 HERICK ETENIUS YOMAN,S.P.

 
DALAM DISKUSI HIMPUNAN MAHASISWA/I
BERJUDUL: ETIKA & MORAL
KELUARGA BESAR YOMAN YIGIBALOM  WENDA WANIMBO WANDIK  LOOD GIRE  KOGOYA (YWLGK)
 PELAJAR MHS LANI JAYA & TOLIKARA KOTA STUDI   JAWA TIMUR MALANG RAYA

1.Pengertian Etika dan moral
Istilah etika moral dan moralitas seringkali di gunakan secara bergatian Meskinpun  Etika dan moral tersebut hampir sama , namun terdapat perbendaan antara kedua nya Sebelum membicarakan perbendaannya, kita tinjau terlebih dahulu   etika dan moral . Istilah “etika berasal dari yunani Kuno ,ethos .Kata ethos, dalam bentuk tunggal ruput kebiasaan,adat,watak, perasaan ,sikap,cara berpikir Dii.jadi secara etemologis “etika”berati ilmu tentang apa yang biasa di lakukan/ ilmu tentang adat kebiasaan ,jadi etimologi kata etika sama dengan moral yang berati adat kebiasaan .
Etika merupakan cabang dari filsafat yang berkaitan dengan studi tentang prinsip_prinsip dan tindakan_tindakan moral. De George di ikuti oleh kridawati (2004:2)
Menpunyai banyak arti:tempat tinggal yang biasa,padang Mendefinisikan sebagai berikut :etika adalah suatu usaha yang sitematis denagan megunakan penalaran untuk memberikan arti bagi pengalaman- pengalam morol pribadi dan social untuk menetukan aturan-aturan yang menuntun perilaku manusia.

v  Etika, asal kata ettigusette (perancis), yaitu tata cara dan tatakramayang baik dalam tingkah laku
v  etiket adalah sekumpulan aturan-aturan kesopanan yang tidak tertulis namun sagat pentig untuk di ketahui olehsetiap orang  yang ingin sukses dalam perjuangan hidup, persaingan dan pergaulan.
v  Etiket, di dukungan  oleh berbagi nilai, yaitu :Nilai-Nilan kepentingan umum Nilai-nilai kejujuran, keterbukaan, kembaikan, Nilai- nilai kesejahteraan, Nilai- nilan kesopanan, haraga menghargai, Nilai diskresi (discretion =pertimbangan) penuh bikin, mampu membedakan sesuatu yang patut dirahasiakan yang dan boleh dikatan /tidak dirasihakan.

Dalam kamus Bahasa indonesia yang baru (departemen pendidikan dan kebudayaan 1988)dengan membedakan tiga arti:

a)     llmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban morar
b)     Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
c)      Nilai mengenai benar dan salah yang di anut suatu golongan atau masyarakat

Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa etika berkaitan Dengan proses  yang  menjelaskan apa yang benar dan salah serta menuntun kita bertindak  berdasarkan apa yang kita anggap benar.Etika dan moral hampirsama dan digunakansaling bergantian
Masalanya kita menyebut suatu tindakan yang benar secara benar moral sebagai tidakan etis.

Juga sebaliknya kita menjebut kode perilaku moral sebagi kode etik.
Namun untuk mengetahui perbendaan etika, moral dan   moralitas itu penting tidak hanya karena
Alasan-alasan filosofit tetapi juga karena fokusnya, sebagaimana yang dikemukakan oleh Solomon
(dalam kridawati,2004:3) bahwa etika merujuk pada dua hal yaitu.

1.        Etika berkaitan dengan disiplin ilmu yang menpelajari tentang nilai- nilai yang anut oleh manusia berserta pembenarannya dan dalam hal ini etika merupakan salah satu cabang dari filsafat.
2.       Etika merupakan pokok masalahan di dalam disiplin ilmu itu sendiri yaitu nilai- nilai yang hidup dan hukum- hukum yang mengatur tingkalaku manusia.

v  Moral dalam  pengeriannya yang umum menaruh penekanan kepada karakter dan sifat- sifat individu yang khusus, diluar ketaatan kepada peraturan . maka moral merujuk kepada tingkah laku yang bersifat spontan seperi  rasa   kasih kemurahan hati, kembenaran jika, dan sebagainya, yang kesemuanya itu tidak terdapat dalam peraturan- peraturan hukum. Sendangkan moralitas menpunyai makna yang lebih khusus sebagai bagian dari Etika.
v  Moralitas berpokus kepada hukum- hukum dan prinsip- prinsip yang absrak dan bebas. Orang ya ng menginkari janji yang telah diucapkannyadapat dianggap sebagi orang yang tidak dapat dipercaya atau tidak etis  tetapi bukan berarti  tidak  bermoral, tekananya disini adalah pada unsur keseriusan pelanggaran yang  .

Secara epistemologis etika, moral dan moralitas memiliki pengertian yang sama  namun ketiganya dapat dibedakan. Etika adalah ilmu pengetahuhan tentang kesusilaan atau moral. Sengkan moral adalah hal- hal yang  mendorong manusia untuk melakukan tidakan- tindakan yang baik sebagai kewajiban atau norma. Disamping itu etika lebih banyak dikaitkan dengan prinsip- prinsip moral yang menjadi landasan bertindak seseorang yang mempunyai profesi tertentu. Sebaliknya moral. Lebih tertuju pada perbuatan orang secara individual, moral mempersoalkan kewajiban manusia sebagai manusia. Dengan demikian nampaklah walaupun terdapat  terdapat sedikit perbedaan, keterkaintan antara etika dan moral sangkatlah erat.


Moralitas dimaksudkan untuk menetukan sampai jauhmana seseorang memiliki dorongan untuk melaksanakan tindakan- tindakannya sesuai dengan prinsip- prinsip etika dan moral, Dalam hal ini latar belakang budaya, pendidikan,  pengalaman  dan kerakter individu adalah sebagian dari faktor- faktor yang mempengaruhi tinggat moralitas ini tidaklah di ukur perbedaannya secara hitam putih, tetapi diukur darikadar/ kuat tidaknya dorongan seseorang itu untuk mencari kebenaran atau kebaikan. Jadi sekali jadi moralitas berkenaan dengan nilai- nilai etika dan moral  yang  terdapat  di dalam hati nurani seseorang beserta internasionalis nilai- nilai itu dalam dirinya.

2.Pendekatan Dalam Filosofi  Moral

Ada dua pendekatan yang secara umum di gunakan dalam   filosofi moral yaitu:

Ø  Pendekatan pertama, disebut Utilitarianisme yang berpendapat bahwa suatu suatu tindakan itu benar apabila mendatangkan manfaatkan yang paling benar lagi banyak orang .pandangan penganut pendekatan ini, tidak ada prinsip- prinsip universal yang dapat dijadikan pendoman suatu tindakan- tindakan itu sendiri tidak memiliki nilai- nilai intrisik, tetapi tindakan- tindakan itu hanyamerupakan adat untuk mencapain hal- hal yang memiliki nilai .Contoh ketua IPMAPA mengatakan bahwa kota studi malang haruh ada asrama papua yang permanen tetapi menurut teman- teman mahasiswah lain menolak karena asrama tersebut tidak bisa menambung mahasiswah dalam jumlah yang banyak, namun pengadaan asrama sersebut dianggap sebagi tindakan yang benar. Atau apabila membangun jalan raya yang akan melewati suatu lingkungan tetentu akan merebot kan beberapa orang tetapi akan memberikan manfaat yang besar bagi banyak, orang , maka pembangunan jalan raya sersebut diangap tindakan yang benar.

Ø  Pendekatan kedua, adalah pendekatan Deontology dari kata yunani yang berarti tugas (duty). Menurut pendekatan ini prinsip- prinsip yamg luas tentang benar dan salah dapat dibentuk dan prinsip- prinsip ini tidak bergantung pada akibat  suatu tindakan tertentu, penganut pendekatan ini cenderung berfokus pada tugas- tugas atau tanggungjawab seseorang adalah melakukan sesuatu secara moral salah tanpa, memberdulikan akibat dari suatu tindakan. Dengan mengunakan pendekatan Deontology, seseorang Administrator akan bertindak sesuai dengan prinsip- prinsip moral  yang di terima secara umum, misalnya tentang kejujuran, administrator  diharapkan mengatakan kembenaran dengan menepati janji yang telah diucapkannya dalam hal ini mereka bertindakan bukan berdasarkan hukum atau kode etika tetapi karen berdasarkan prinsip- prinsip  moral yang diterima secara umum. Dalam sisuati tertentu tindakan itu dapat dibenarkan sebab konsistem dengan aturan moral  yang di terimah secara umum, administrator merasa wajib tertindak demikian.

3.Teori  Perkembangan Moral

Pakar Psikologi Lawrence Kohlberg sebagaimana dikutip oleh kridawati (2004:5) mengemukakan ada tig 3 hal yaitu:

Ø  Tingkat prakonvesional adalah orientasional, pada tingakatan ini anak mulai mengembangkan gagasan- gangasan tertentu tentang benar dan salah. Mereka menafsirkan berdasarkan akibat- akibat perbuatan merekaatau kekuasaan fisik orang- orang sekeliling mereka. Pada tingkat permulaan gagasan- gagasan ini diasosiasikan degan hukuman. Sebagai tidak taati. Kemudian anak mulai berperilaku dengan cara tertentu untuk menperoleh hadiah/pujian dari orang tua.

Ø  Tingkat konvesional, pada tingkatan ini orang bertindak secara morol berdasarkan penyusuwaian dengan berbagai standart atau kovensi di dalam keluarga, kelopok atau bangsa orang berusaha menyesuaikan diri dengan standar- standar moral yang ada dan secara aktif  mendukung serta mempertahankannya.

·         Face pertama, apa yang disebut dengan anak  yang baik dan manis. Dalam hal ini kita menyusuaikan dari dengan harapan- harapan dengan tua,guru atau teman sebaya dengan norma- norma yang kita belajar di rumah tempat- tempat ibadah atau sekolah.

·         Face kedua, dalam tingkatan konvensional adalah orientasi pada hukum dan ketertiban, pada face ini kita mengembangkan orientasi kepada otoritas dan ketertiban sosial, kita mulai menerima pentingnya hidup sesuai dengan aturan- aturan konvesi sasil masyarakat. Pada face ini pengertian tentang tugas dan kehormatan cenderung mendominasi pespektif moral seseorang kita mengetahui  bahwa perilaku tertentu sudah misalnya: berdusta, menyontek, dan mencuri, apabilah ditanya mengapa, kita menjawab, karena semua orang tahu perilaku tersebut salah Kembanyakan orang dewasa tetap berada dalam tingakatan perkembangan moral ini:

Ø  Tingkat Pascakonvensional, hanya sendikit orong dewasa yang mencapai tingkatan ini .pada tingatan ini orang bertidak sesuai dengan prinsip-prinsip bukan karena seseorang mengatakan haruh demikian, tetapi karena orang tahu, apa yang membuat prinsip- prinsip bukan karena seseorang mengatakan harus demikian tetapi karena orang menbuat prinsip- prinsip itu benar orang. Mendefinisikan prinsip-prinsip moral bagi dirinya sendirinay sendiri dan memahami bagaimana nilai- nilai tersebut beroperasi secara bebas dan kelompok atau masyarakat. Pada tingkatan pascakonvensional ada 2 face yaitu:

·         Face pertama, disebut kontrak social atau legilistik (social contract or  legalistic), yang cenderung bernuansa utilitarian. Orang mengakui hak- hak  individu lain termasuk kepercayaan- kepercayaan dan nilai- nilai yang dimiliki seseorang dan bagaimana masyarakat terbentuk untuk mendukung hak- hak itu hasilnya pandangan legilac.
·         Face kedua merupakan tingkatan yang tertinggi dalam perkembangan moral pada Face ini orang dengan bebas memiliki hidup dengan serangkaian prinsip- prinsip moral abstrak tertentu seperti keadilan, persamaam dan penghormatan teradap martabat orang- orang memilih mengikuti prinsip-prinsip itu bukan karena penghargaan atau hukuman dan bukan pula untuk memenui harapan- harapan orang lain, karena orang laen paham menaghapa princip-prinsip itu harus didukung dan besa memilih hidup dengan standar-standar, sebenarnya yang diikuti seseorang munkin sama pada tingkatan kedua maupun ketiga, tetapi ada perbedaan penting dalam alasan mengapa dalam orang menganggap suatu tindakan yang benar atau salah. Apabila anda bekerja dalam suatu organisasi, anda akan mengetahui bahwa banyak keputusan etis yang anda ambil berdasarkan salah satu tingkatan perkembangan moral. Sebagai Contoh: anda munkin mentaati perintah atasan anda agar tidak dipecat, atau anda membeli suatu barang lewat proses tender dari pada membeli melalui relasi/teman karena memanag demikian peraturannya.


4. Relativitas Nilai Moral



Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar